Minggu, 22 Juli 2012

Tiada Sesalku..

Sakit, untuk apa disesalkan. Penyakit justru harus dinikmati. kita lari pada suatu daerah yang sesak, sempit dan terisolir, tidak bisa juga kita menghindar dengan kenyataan Tuhan..

Sakit yang ku rasa, ku terpa dengan badai senyuman. Q juga tidak tertarik pada usaha medis tuk memulihkan. Karena Tuhan tidak tidur dikala siang ataupun malam.

Kalian pasti memandang sinis dari semua pengakuan yang ku goreskan.
Tapi apakah kalian pernah berpikir dari latar belakang sebuah pengakuan. Terbentur keluarga nan jauh diseberang, terbentur hasrat yang tidak mau merepotkan orang, terbentuk ekonomi yang belum mempunya ketetapan penghasilan.

Aku menangis tandaku mengadu, aku tersenyum tandaku menggerutu.
Tapi bukankah itu Tuhan yang mnyeru, sehingga terjalinlah rasa sakit dijiwaku.

Tiada sesal dihatiku, tiada gemuruh amarah yang mengebu-gebu. Q siap dituntun oleh Malaikatku. Hanya cinta yang setia mendukungku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar